Selasa, 19 Januari 2010

Pansus Angket Century Tidak Etis; Siapa??

Lama-lama siaran langsung rapat Pansus Angket Century menjadi menarik juga, apalagi kalau yang diundang adalah tokoh-tokoh top negeri ini. Sorotan mata publik sedang tertuju ke ruang rapat Pansus hampir setiap harinya.

Namanya juga sedang menyelidiki kasus yang sudah merugikan uang negara begitu besarnya. Ditambah lagi jawaban berbelit-belit atau tidak jelas yang diberikan narasumber yang sedang diperiksa. Aku kira wajar kalau sebagian anggota Pansus nampak mulai emosional, dari gestur atau intonasi suaranya. Aku bisa memahami situasi seperti itu.

Namun, hal ini dipermasalahkan oleh beberapa pihak. Mereka bilang anggota Pansus kurang etis dalam menyampaikan pertanyaan atau pernyataan. Bahkan ada juga anggota Pansus yang sampai beradu mulut dengan sesama rekannya hingga mengeluarkan kata-kata tidak pantas (umpatan kotor).

Uniknya, anggota yang mengeluarkan kata-kata kotor ini adalah anggota partai mereka yang berkomentar bahwa anggota Pansus kurang etis. Masalahnya adalah kritik mereka ternyata tidak ditujukan untuk anggotanya sendiri, melainkan untuk anggota Pansus yang lain yang justru naik pitam karena terpancing emosi si anggota yang satu ini!

Ya, kita semua tahu anggota yang dimaksud adalah Ruhut "Poltak" Sitompul, dan pihak pengkritik anggota lain adalah tokoh-tokoh partainya Bang Poltak, termasuk di dalamnya Sang Bos Besar Susilo Bambang Yudhoyono.

Tokoh-tokoh partai Demokrat mengkritik anggota pansus yang kurang etis tapi melindungi umpatan kotor Bang Poltak. Umpatan itu sama sekali tidak dibahas dalam pernyataan-pernyataan beliau-beliau ini di media (misalnya, minta maaf atau apa begitu...)

Nah, jadi kalau kita bilang anggota Pansus kurang etis, siapa sih yang paling kurang etis? Apakah etis mengeluarkan umpatan di rapat dewan terhormat seperti itu?

Akhirnya kita semua mengambil kesimpulan yang paling masuk akal, bahwa bang Poltak adalah penjaga kehormatan tokoh-tokoh yang dipanggil Pansus yang berkaitan dengan Partai Demokrat, pemerintahan, atau dengan presiden.